HII...PARENTS!!! WELCOME @ BLOG HARVEST STARS SCHOOL; CILEUNGSI, BOGOR

Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)





Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)



1. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan majemuk?

Kecerdasan majemuk adalah konsep penilaian kecerdasan anak dengan beberapa tolak ukur kemampuan. Pencetus konsep kecerdasan ini adalah Howard Gardner pada tahun 1983. Teori Gardner menyatakan bahwa kecerdasan tidak hanya intelligence quotient (IQ), melainkan bisa di lihat dari prestasi, bakat ataupun melalui logika mereka atau yang disebut Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence)


2. Mengapa Kecerdesan majemuk bermanfaat untuk anak?
  • Menemukan minat / bakat mereka tanpa harus terpaku dengan nilai sekolah
  • Mengembangkan kemampuan anak pada Bidang lainnya
  • Anak memiliki kreatifitas dan inovasi

3. Macam-macam kecerdasan Majemuk

Adapun kecerdasan Majemuk ada 9, yakni:


1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Kecerdasan ini ditunjukkan dengan kepekaan seseorang pada bunyi, struktur, makna, fungsi kata, dan bahasa.
Cara belajar terbaik bagi anak-anak yang cerdas dalam verbal-linguistik adalah dengan mengucapkan, mendengarkan, dan melihat tulisan. Oleh karena itu, ajak anak-anak ke toko buku, beri kesempatan berbicara, sediakan banyak buku-buku, rekaman, serta menciptakan peluang mereka untuk menulis, untuk belajar mengidentifikasi huruf dalam kata-kata.

2. Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan pada pola-pola logis dan memiliki kemampuan mencerna pola-pola tersebut, termasuk juga numerik. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal: menghitung dan menganalisis hitungan, menemukan fungsi-fungsi dan hubungan, memperkirakan.
Cara belajar terbaik anak-anak yang cerdas logis-matematis adalah melalui angka, berpikir, bertanya, mencoba, menduga, menghitung, menimbang, mengurutkan, dsb.

3. Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan ini ditandai dengan kepekaan mempersepsi dunia visual- spasial secara akurat dan mentransformasi persepsi awal. Seseorang yang memiliki kecerdasan ini cenderung menyukai arsitektur, bangunan, apresiasi seni, desain, atau denah. Mereka juga menyukai dan efektif dalam membuat dan membaca chart, peta, koordinasi warna, membuat bentuk, patung.
Cara belajar terbaik untuk anak yang cerdas visual-spasial adalah melalui warna, coretan, arah, bentuk, dan ruang.

4. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan menciptakan dan mengapresiasi irama pola titi nada, dan warna nada; juga kemampuan mengapresiasi bentuk-bentuk ekspresi musikal.
Cara belajar yang terbaik untuk mereka adalah dengan nada, irama, dan melodi. Oleh karena itu, guru perlu memfasilitasi anak agar dapat berekspresi secara musikal melalui salam berirama.

5. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mengontrol gerak tubuh dan kemahiran mengelola objek. Seseorang yang optimal dalam kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal mengekspresikan dalam mimik atau gaya, atletik, menari.
Cara terbaik dalam hal ini ialah melalukan suatu aktifitas fisik, dimana diberikan kesempatan untuk bergerak dan menguasai gerakan. Anak-anak dengan kecenderungan kecerdasan ini belajar dengan menyentuh, memanipulasi, dan bergerak.

6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan mencerna dan merespons secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi, dan keinginan orang lain. Seseorang yang optimal dalam kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal mengasuh dan mendidik orang lain, berkomunikasi, berinteraksi, berempati dan bersimpati serta memimpin.
Cara belajar terbaik bagi anak yang cerdas interpersonal adalah melalui interaksi dengan orang lain. Anak dengan kecerdasan ini akan tampak sebagai individu yang manis, baik hati, dan suka perdamaian, oleh karena itu, mereka disukai banyak orang.

7. Kecerdasan Naturalis
Kecerdasan ini ditandai dengan keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies, mengenali eksistensi spesies lain, dan memetakan hubungan antara beberapa spesies, baik secara formal maupun informal. Seseorang yang optimal kecerdasan naturalisnya cenderung menyukai dan efektif dalam menganalisis persamaan dan perbedaan, menyukai tumbuhan dan hewan, mengklasifikasi flora dan fauna.
Cara belajar yang terbaik ialah membawa anak-anak didik mereka ke alam terbuka, menyediakan materi-materi yang tepat untuk mempertimbangkan kecerdasan naturalis, seperti membiasakan menyiram tanaman, menciptakan permainan yang berkaitan dengan unsur-unsur alam, seperti membandingkan berbagai bentuk daun dan bunga, mengamati perbedaan tekstur pasir.

8. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan ini ditandai dengan kemampuan memahami perasaan sendiri dan kemampuan membedakan emosi, serta pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri. Seseorang yang optimal dalam kecerdasan ini cenderung menyukai dan efektif dalam hal berfantasi, “bermimpi”, menjelaskan tata nilai dan kepercayaan, mengontrol perasaan. Kecerdasan intrapersonal dirangsang melalui tugas, kepercayaan, dan pengakuan.
Cara belajar terbaik ialah Anak perlu diberi tugas yang harus dikerjakan sendiri, dipercaya untuk berkreasi dan mencari solusi, dan didorong untuk mandiri. Dorongan tumbuhnya kecerdasan intrapersonal harus disertai dengan sikap positif para guru dalam menilai setiap perbedaan individu.

9. Kecerdasan Eksistensial
Kecerdasan eksistensial ditandai dengan kemampuan berpikir sesuatu yang hakiki, menyangkut eksistensi berbagai hal, termasuk kehidupan- kematian, kebaikan-kejahatan. Anak-anak yang cerdas secara eksistensial belajar dari pemikiran mendasar. Oleh karena itu, ada dua hal mendasar mengenai cara belajar yaitu:
  • Menanggapi setiap pernyataan, pertanyaan, dan kritik anak perihal. hakikat dan makna kegiatan, situasi, peristiwa, impian, perilaku yang teramati/terasakan oleh anak dengan jawaban yang baik dan jelas sesuai kapasitas anak;
  • Merangsang kemampuan anak untuk belajar menangkap makna berbagai hal yang dilihat, dialami, dan dirasakannya.
PENUTUP
Kesembilan kecerdasan tersebut perlu dikembangkan secara maksimal dan sejak usia dini, agar bermanfaat bagi individu yang bersangkutan. Hal ini karena pada usia tersebut, manusia mengalami perkembangan yang sangat pesat dan apa-apa yang dipelajari di masa tersebut menjadi pijakan bagi masa- masa selanjutnya.