Gerakan motorik adalah suatu istilah
yang digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh
manusia. Pengendalian motorik biasanya digunakan dalam bidang ilmu psikologi,
fisiologi, neurofisiologi maupun olah raga.
Terdapat berbagai jenis gerakan motorik
:
1.
Gerakan
terprogram
2.
Gerakan
refleks
Refleks
adalah gerakan yang dilakukan tanpa sadar dan merupakan respon segera setelah
adanya rangsang. Pada manusia gerak refleks terjadi melalui [reflex arc], namun
refleks-refleks ini sangat penting artinya di dalam mendiagnosis dan
melokalisasi lesi neurologi. * Lesi adalah istilah kedokteran untuk merujuk
pada keadaan jaringan yang abnormal pada tubuh. Hal ini dapat terjadi karena
proses beberapa penyakit seperti trauma fisik, kimiawi, dan elektris; infeksi,
masalah metabolisme, dan otoimun.
3.
Gerakan
motorik halus
Motorik halus adalah kemampuan yang
berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi
mata-tangan. Saraf motorik halus ini dapat dilatih dan dikembangkan melalui
kegiatan dan rangsangan secara rutin, seperti bermain puzzle, menyusun balok,
memasukan benda ke dalam lubang sesuai bentuknya, merangkai, melukis, gerakan
tangan seperti jenis genggaman, gerakan menjepit (pincer) dan lain sebagainya. Kemampuan motorik halus setiap anak
berbeda-beda, baik dalam hal kekuatan maupun ketepatannya. Perbedaan ini
dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulai yang didapatnya. Setiap anak bisa
mencapai tahap perkembangan motorik halus yang optimal asal mendapatkan
stimulasi tepat. Anak justru bisa menjadi bosan dan malas mengembangkan
kemampuan motorik halusnya jika ia kurang mendapatkan rangsangan.
4. Gerakan motorik kasar
Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh, yang dipengaruhi oleh usia, berat badan dan
perkembangan anak secara fisik. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari,
atau naik turun tangga, berjalan, merangkak, memukul, mengayunkan tangan dan
lain sebagainya. Perkembangan motorik ini beriringan dengan proses kematangan
fisik anak. Dan kemampuan motorik ini merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu
perkembangan sistem saraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak,
dan lingkungan yang mendukung perkembangan kemampuan motorik. Misalnya, anak
akan mulai berjalan jika sistem sarafnya sudah matang, proporsi kakinya cukup
kuat untuk menopang tubuhnya, dan anak sendiri ingin berjalan untuk mengambil
mainannya.